Quote of the Day

more Quotes

Thursday, April 24, 2014

Badan Hukum Publik

Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri. Badan Publik ini dapat menjual saham atau obligasinya kepada umum atau yang lebih dikenal dengan sebutan Go Public.

Go public menurut The Contemporary English-Indonesian Dictionary didefinisikan sebagai penawaran saham atau obligasi untuk dijual kepada umum pertama kalinya. Namun istilah go public lebih tepat jika dimaknai sebagai perusahaan yang melakukan penawaran saham untuk dijual kepada umum untuk pertama kali sedangkan IPO (Initial Public Offering) adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka penawaran umum penjualan saham perdana tersebut (Ang, 1997).

Salah satu Badan Hukum Publik yang sudah Go Public adalah PT Adhi Karya Tbk.


ADHI berawal dari perusahaan milik Belanda bernama Architecten-Ingenicure-en Annemersbedrijf Associatie Selle en de Bruyn, Reyerse en de Vries N.V. (Associatie N.V.), yang dinasionalisasikan dan kemudian ditetapkan sebagai PN Adhi Karya pada tanggal 11 Maret 1960. Nasionalisasi ini bertujuan untuk memacu pembangunan infrastruktur di Indonesia. Terhitung sejak tanggal 1 Juni 1974, ADHI menjadi Perseroan Terbatas, berdasarkan pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia. ADHI merupakan Perseroan konstruksi pertama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (d.h. Bursa Efek Jakarta) sejak 18 Maret 2004, dimana pada akhir tahun 2003 negara Republik Indonesia telah melepas 49% kepemilikan sahamnya kepada masyarakat melalui mekanisme Initial Public Offering (IPO).

Sejak melakukan Go Public pada tahun 2004, apakah perbedaan PT Adhi Karya Tbk. sebelum dan sesudah Go Public? Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan 6 analisis rasio keuangan yaitu:

1. Efisiensi
Adalah mengukur efisiensi penggunaan aset yang dimiliki perusahaan berupa aktiva tetap, persediaan dan piutang usaha dalam menghasilkan aktivitas penjualan. Rasio yang biasa digunakan adalah Total Asset Turnover yang mana jika semakin besar maka semakin baik karena efisien.

Total Asset Turnover = (Penjualan Bersih / Total Aset) x100%


2. Profitabilitas
Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (Riyanto, 1996). Rasio yang biasa digunakan adalah Return on Asset (ROA) yaitu rasio yang mengukur profitabilitas dari aset, Return on Equity (ROE) yaitu rasio yang mengukur profitabilitas dari ekuitas dan Return on Sales (ROS) yaitu rasio yang mengukur profitabilitas dari penjualan. Semakin besar profitabilitas maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan.

Return On Asset (ROA) = (Laba Bersih / Total Aset) x 100%
Return On Equity (ROE) = (Laba Bersih / Total Ekuitas) x 100%
Return On Sales (ROS) = (Laba Bersih / Total Penjualan) x 100%


3. Leverage
Financial leverage atau leverage menunjukkan seberapa besar asset perusahaan dibiayai oleh hutang dan menunjukkan struktur modal (Riyanto, 2001). Leverage berkaitan dengan penggunaan biaya tetap untuk menghasilkan pendapatan dan keuntungan perusahaan yang melibatkan pembiayaan aset dengan dana pinjaman dari kreditor maupun pemegang saham preferen yang memiliki tingkat penghasilan atau imbalan yang tetap sehingga merupakan kewajiban bagi perusahaan, semakin tinggi proporsi hutang relatif terhadap ekuitas semakin tinggi risiko yang dimiliki perusahaan dan mempengaruhi kemampuan perusahaan membagi keuntungan dengan pemegang saham. Sumber leverage dapat berasal dari hutang jangka panjang seperti obligasi dan kewajiban jangka pendek berupa saham preferen (Rahardjo, 2005). Rasio yang digunakan adalah total debt to total assets (TDTA). Semakin rendah tingkat leverage semakin baik kinerja keuangan perusahaan.

Total Debt to Total Assets (TDTA) = (Total Hutang / Total Aset) x 100%


4. Likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya melalui aset lancar yang dimiliki untuk kelangsungan operasional perusahaan seperti pembelian bahan baku, hutang yang jatuh tempo dan pembayaran tenaga kerja. Perusahaan dapat mengalami kesulitan likuiditas meski laba yang diperoleh besar karena itu manajemen harus mampu mengelola modal kerja yang dimiliki dengan cara menentukan kebijakan kredit yang diberikan, mengatur persediaan dan menjaga siklus produksi. Rasio ini menggambarkan kebutuhan kas perusahaan di masa datang.

Rasio Lancar = Aset Lancar/Kewajiban Lancar x 100%


Berikut adalah tabel analisis rasio keuangan PT Adhi Karya Tbk. selama periode 2 tahun sebelum dan 2 tahun setelah Go Public.

PT ADHI KARYA Tbk.

NO.
ANALISIS




1
EFISIENSI
2002
2003
2005
2006

ASET TURNOVER
1.42818
1.65740
12.51769
1.51608

NET SALES
1556115
2234985
30217081
4328860

ASSET
1089580
1348489
2413950
2855290
2
PROFITABILITAS





ROA
0.05560
0.04138
0.04798
0.04515

EBIT
60585
55805
115820
128907

ASSET
1089580
1348489
2413950
2855290

ROE
0.20756
0.17021
0.21011
0.21690

EAT
42335
37495
77919
95581

EKUITAS
203966
220288
370850
440661

ROS
0.02717
0.01678
0.02574
0.02208

EAT
42335
37495
77919
95581

NET SALES
1558115
2234985
3027081
4328860
3
LEVERAGE





DEBT TO ASSET
0.80449
0.83551
0.84469
0.08600

HUTANG
876561
1126682
2039031
245551

ASSET
1089580
1348489
2413950
2855290
4
LIKUIDITAS





CURRENT RATIO
1.39599
1.55749
1.34184
1.19490

ASET LANCAR
938166
1077360
2099539
2571437

KEWAJIBAN LANCAR
672042
691728

1564667
21520

Sumber: Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 1994-2010 dan laporan keuangan perusahaan tahun 1993-2009 yang telah diaudit.


Kesimpulan
Dari tabel diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa kondisi keuangan berdasarkan analisis rasio keuangan setelah PT Adhi Karya Tbk. Go Public tidak berubah secara signifikan dan tetap mengalami naik turun. Namun apabila pertanyaannya apakah seharusnya PT Adhi Karya Tbk. go public atau tidak, maka jawabannya adalah disarankan untuk go public demi meningkatkan transparansi. Di samping itu, kinerja perseroan bisa meningkat.


Sumber Referensi
http://www.adhi.co.id/adhi2012/front/index.php
Setiyowati, Riri. 2010. “Analisis Perbedaan Efisiensi, Profitabilitas, Leverage dan Likuiditas Sebelum dan Setelah Privatisasi (Studi Empiris pada BUMN Sektor Non Infrastruktur dan Non Jasa Keuangan yang Go Public Tahun 1995-2007)”. Skripsi. Perpustakaan FE UNDIP.


0 comments:

Post a Comment