Monday, November 3, 2014
Saya sangat gemar menonton film.
Film dengan genre apapun akan saya
tonton. Walaupun saya menyukai semua genre, tetapi akhir-akhir ini saya sedang
menggandrungi film bergenre drama
dengan settingan di Inggris pada awal abad ke-19 seperti Jane Eyre dan Pride &
Prejudice.
Hal yang membuat saya menyukai film bergenre
ini adalah plot yang sederhana dan mudah ditebak. Seringnya dimulai dengan dua protagonis
yang pada awalnya tidak akur, tetapi lama-kelamaan mereka akan saling jatuh
cinta. Namun demikian, plot seperti itu tidak menjadikan film ini membosankan.
The
Sims merupakan sebuah permainan komputer beraliran simulasi strategi. Permainan
ini adalah simulasi aktivitas sehari-hari dalam rumah tangga. Pemain dapat
mengontrol aktivitas keseharian karakter yang dimainkan, seperti menyuruhnya
tidur, makan, membaca, atau mandi. Selain itu kita juga dapat membuat karakter
dengan penampilan dan sifat sesuai selera.
The
Sims ini memang hanyalah permainan, tetapi ada banyak pelajaran yang dapat saya
ambil dari permainan ini.
Setiap orang punya cita-cita, tetapi
tidak banyak orang yang bertahan dengan satu cita-cita. Aku adalah salah satu
orang yang tidak bertahan dengan satu cita-cita.
Ketika aku kecil aku bercita-cita
ingin menjadi astronot. Namun, tidak bertahan lama karena aku terbawa oleh
teman-teman yang bercita-cita menjadi dokter. Aku pun merubah cita-citaku
menjadi dokter.
Aku pikir aku mungkin akan menjadi
dokter karena nilai untuk mata pelajaran Sains cukup baik dan sejauh itu aku
tidak menemukan kesulitan. Cita-cita menjadi dokter ini bertahan hingga aku
SMP. Pada saat SMP inilah aku mulai menemui kesulitan pada mata pelajaran
Sains.
Subscribe to:
Posts (Atom)