Friday, December 26, 2014
Trilogi The Hunger Games adalah buku novel terjemahan yang pertama saya beli. Biasanya saya meminjam dari teman atau perpustakaan, tetapi untuk trilogi The Hunger Games ini saya rela mengorbankan uang tabungan saya untuk membelinya karena reviewnya sangat bagus dan ternyata memang bagus.
Trilogi The Hunger Games bercerita tentang seorang gadis berumur 16 tahun bernama Katniss Everdeen yang menjadi sukarelawan untuk menggantikan adiknya, Primrose Everdeen, yang terpilih menjadi peserta Hunger Games ke-74. Hunger Games adalah acara pertarungan sampai mati dengan dua peserta setiap distrik yang diselenggarakan setiap tahunnya oleh Capitol sebagai hukuman kepada 12 distrik yang tersisa yang melakukan pemberontakan terhadap Capitol. Hanya ada satu pemenang dalam Hunger Games. Katniss Everdeen dan Peeta Mellark—sesama peserta Hunger Games ke-74 dari Distrik 12 berhasil hidup sampai akhir. Namun karena hanya boleh ada satu pemenang, mereka diiharuskan bertarung satu sama lain. Tetapi, Katniss dan Peeta sepakat untuk tidak membunuh satu sama lain dan malah berusaha untuk melakukan bunuh diri bersama. Ternyata yang dilakukan oleh Katniss ini memicu pemberontakan di 12 distrik yang tersisa. Katniss kemudian dijadikan figur dalam pemberontakan kedua belas distrik terhadap pemerintahan Capitol.
Cerita di dalam Trilogi The Hunger Games tidak melulu tentang pemberontakan, tetapi ada juga selingan drama percintaan antara Katniss Everdeen, Gale Hawthorne—sahabat Katniss Everdeen, dan Peeta Mellark—sesama peserta Hunger Games ke-74.
Penokohan dalam trilogi The Hunger Games pun sangatlah baik. Tidak seperti novel lain yang tokoh utamanya superior. Tokoh utama dalam cerita ini, Katniss Everdeen, malah memiliki banyak kekurangan. Sangatlah manusia biasa. Kita sebagai pembaca dibuat seolah-olah menyatu dengan Katniss Everdeen karena banyaknya persamaan karakter kita dengan tokoh Katniss Everdeen ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment