Quote of the Day

more Quotes

Sunday, January 19, 2014

Preferensi yang Dinyatakan dan Efek Subtitusi

Teori Preferensi

Sampai kini kita menganggap bahwa kurva indiferen diperoleh dengan meminta konsumen untuk memilih di antara semua kombinasi komoditi yang mungkin. Namun, para konsumen sering kali tidak dapat atau tidak akan memberikan jawaban yang meyakinkan terhadap pertanyaan-pertanyaan langsung mengenai preferensi mereka. Menurut teori preferensi yang diungkapkan, preferensi konsumen dapat disimpulkan dari sejumlah pengamatan yang cukup atas pilihan ataupun pembelian di pasar, tanpa keinginan apapun untuk menyelidiki preferensi individu secara langsung. Misalnya, jika seorang konsumen diamati pada waktu membeli kombinasi A dan bukan kombinasi B, dan A tidak lebih murah daripada B, maka untuk konsumen ini A lebih disukai daripada B.


Teori preferensi yang diungkapkan bersandar pada asumsi-asumsi berikut:
  1. Cita rasa individu tidak berubah selama periode tertentu
  2. Terdapat konsistensi; yaitu, jika konsumen yang diamati lebih menyukai kombinasi A daripada kombinasi B, maka konsumen ini tidak akan pernah lebih menyukai B daripada A.
  3. Terdapat transitivitas: yaitu, jika A lebih disukai daripada B dan B lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C
  4. Konsumen dapat didorong untuk membeli kombinasi barang yang manapun jika harganya dibuat cukup menarik.

Efek Subtitusi

Pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang diminta dapat dijelaskan melalui dua efek yaitu efek subtitusi dan efek pendapatan. Teori permintaan menjelaskan bahwa bila terjadi penurunan harga akan menambah permintaan, karena konsumen akan menambah barang yang lain (efek subtitusi). Di satu sisi penurunan harga juga akan menyebabkan pendapatan riil konsumen meningkat sehingga akan menambah konsumsi berbagai barang (efek pendapatan). Dengan kata lain, efek subtitusi adalah terjadinya perubahan harga dimana perubahannya dibatasi pada pergerakan sepanjang kurva indiferen mula-mula (penghasilan riil dianggap tetap), sedangkan efek pendapatan terjadi karena adanya perubahan harga suatu barang yang menyebabkan pendapatan riil konsumen berubah sehingga jumlah barang yang diminta berubah, dimana harga barang lain dan pendapatan nominal konsumen tetap.

Efek total adalah perubahan jumlah yang diminta konsumen yang ditunjukkan dengan pergerakan dari satu titik keseimbangan ke titik keseimbangan yang lain, dan merupakan penjumlahan kedua efek tersebut.

Perbedaan efek subtitusi dan efek pendapatan dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu barang merupakan barang normal, superior, inferior, atau giffen. Pengertian barang normal adalah barang yang memiliki efek pendapatan selalu positif, sedangkan barang superior dapan ditentukan bila efek pendapatan lebih besar daripada nilai absolut efek subtitusi apabila efek pendapatan negative dan lebih besar daripada nilai absolut efek subtitusi maka akan menimbulkan efek total yang negative pula. Jenis barang ini disebut sebagai barang giffen. Gejala tidak berlakunya hukum permintaan pada barang giffen disebut giffen paradox, karena pendapatan atau anggaran yang lebih tinggi justru mengurangi jumlah barang yang diminta.

Efek subtitusi digambarkan sebagai pergeseran garis anggaran pada sebuah kurva indiferensi yang tetap, sedangkan efek pendapatan digambarkan sebagai pergeseran parallel dari garis anggaran. Misalkan pada sumbu vertikal menunjukkan variabel batagor (B), sedangkan sumbu horizontal menunjukkan variabel siomay (S). Bila anggaran mula-mula ditunjukkan oleh ab dengan titik keseimbangan pada E0, pada titik ini konsumsi siomay sebanyak Q0. Dengan turunnya harga siomay (ceteris paribus), akan menggeser garis ab ke ab’ dan keseimbangan akan bergeser ke E1, serta konsumsi siomay bertambah menjadi Q1. Untuk dapat menentukan efek pendapatan maka kita ambil imaginary budget (garis anggaran bayangan) untuk mengurangi pendapatan konsumen sehingga pendapatan tersebut persis mencapai kurva indiferensi semula. Caranya adalah dengan membuat garis anggaran bayangan ay yang terletak secara parallel dengan garis anggaran sehingga garis tersebut menyentuh kurva indiferensi yang melalui titik E2. Titik E2 akan memisahkan perubahan kuantitas karena adanya efek subtitusi dan efek pendapatan.

Dari permisalan tersebut grafik yang terbentuk adalah sbb:

Referensi: 
Salvatore, Dominic. Ph.D, 2007. Schaum’s Outlines: Mikroekonomi Edisi Keempat, (Alih Bahasa, Drs. Rudy Sitompul, M.A & Drs. Haris Munandar). Jakarta: Penerbit Erlangga

1 comments:

AmandaCarl said...

Taipan Indonesia | Taipan Asia | Bandar Taipan | BandarQ Online
SITUS JUDI KARTU ONLINE EKSKLUSIF UNTUK PARA BOS-BOS
Kami tantang para bos semua yang suka bermain kartu
dengan kemungkinan menang sangat besar.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
Cukup Dengan 1 user ID sudah bisa bermain 7 Games.
• AduQ
• BandarQ
• Capsa
• Domino99
• Poker
• Bandarpoker.
• Sakong
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• FaceBook : @TaipanQQinfo
• WA :+62 813 8217 0873
• BB : D60E4A61
Come & Join Us!!

Post a Comment